Translate

Tuesday, July 16, 2024

N-219 Konvensional Belum Produksi Masal, Bisakah PT DI Mengembangkan N-219 Versi Amphibi

 Mengkaji Pesawat N-219 Versi Amphibi

Kepala Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional (LAPAN) Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, menyampaikan bahwa Indonesia pasar dan peluang yang besar dalam industri kedirgantaraan. Hal itu disampaikan Thomas saat memberikan sambutan Focus Group Discussion (FGD) bertemakan Kesiapan Komunitas Dirgantara Indonesia Drai Teknis,Project Menejemen dan Bisnis dalam menyambut Program Strategis Nasional.

Acara yang bertujuan untuk mengkaji pesawat N-219 Varian amfibi ini berlangsung di Auditorium Balai Pertemuan Dirgantara Kantor Pusat LAPN, Jakarta, pada Kamis 4 Mei. Thomas menjelaskan bahwa program prioritas nasional dan Proyek Strategis Nasional bisa selaras. Hal tersebut dapat mengacu dan mendorong cita-cita dalam industri penerbangan yang maju dan mandiri. Pesawat N-219 Diharapkan dapat mendarat di pulau kecil dan juga perairan.
Hal ini sesuai harapan presiden Joko Widodo agar selanjutnya dikembnagkan pesawat kelas menengah  dengan payload 30-60 orang. Keinginanannya itu pernah di sampaikan saat meninjau proyek N-219. Ada cita-cita dan komitmen kuat, sehingga dalam Rencana Pembangaunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Telah dicantumkan program N-219, N-245, dan N-270.

Sementara itu, Ditjen Penguatan Inovasi Ristek Dikti Jumain Appe  mengatakan bahwa N-219  merupakan kebangkitan penerbangan nasional yang kedua setelah sebelumnya Indonesia berhasil menerbangkan pesawat legendaris buatan anak bangsa N-250 Gatotkaca dan Krincing wesi, secata spesifik, Indonesia yang terdiri dari banyak pulau memerlukan dukungan nasional untuk transportasi udara. Tipe daerahnya dengan jarak pendek yeng membutuhkan konektifitas agar terwujud perekonomian yang merata dan N-219 dinalai tepat, industri komponen nasional perlu dikembangkan untuk mendukung pembuatan N-219. Selain membahas tentang pesawat N-219A (AMFIBI), diskusi sehari ini juga mengkaji kelayakan pengembangannya, Rencana pengembangan N219 dikupas mulai dari aspek teknis, project management, dan bisnis.

Pesawat N219 amfibi ini memiliki panjang badan 16,74 meter dengan tinggi 6,18 meter. Sedangkan lebar sayap pesawat 19,50 meter. Lebar kabin dalam pesawat 1,80 meter dengan tinggi 1,71 meter. Sedangkan panjang kabin pesawat 6,65 meter dengan kapasitas penumpang 19 orang. Sedikitnya bisa mengangkut tiga kontainer tipe D2 dengan dimensi 1,4 meter x 1,06 meter x 1,14 meter sebanyak 3 unit.
Agar bisa mendarat di air, bagian bawah pesawat dilengkapi dengan tambahan yang mirip seperti perahu nelayan. Jika ingin melakukan pendaratan di darat, roda pesawat akan keluar dari dari landing gear.


DOWNLOAD DISINI

Sunday, July 14, 2024

Gandiwa, Mimpi Indonesia Dalam Kemandirian Helikopter Serang

 Namun sudah sejauh apa progress atau penelitian dari rancang bangun helikopter ini? Apakah hanya akan menjadi sebuah cerita diatas kertas saja?

Gandiwa Merupakan Helikopter tempur yang Diambil dari nama senjata busur yang berisi anak panah dengan jumlah tak terbatas milik Arjuna yang didapat dari dewa Baruna, Helikopter Serbu yang dirancang PT. DI ini memiliki kemampuan menyergap target di darat, seperti musuh infanteri dan kendaraan lapis baja. Dikarenakan helikopter ini dilengkapi dengan persenjataan berat, kadang disebut juga sebagai gunship helicopter. Karena helikopter ini juga dapat dipakai untuk melakukan penyerangan, maka biasa disebut juga sebagai helikopter serang(attackt helicopter).

Senjata yang digunakan pada helikopter tempur ini dapat mencakup autocannons, machine-guns, roket, dan peluru kendali seperti Hellfire. Selain itu helikopter ini juga mampu membawa rudal udara ke udara, meskipun sebagian besar untuk tujuan pertahanan diri.

Secara umum, Dirgantara Combat Helicopter memiliki dua tugas utama :
1. Untuk memberikan dukungan udara secara langsung dan tepat bagi pasukan darat.
2. Sebagai anti-tank, dimana tugasnya adalah menghancurkan kendaraan lapis baja miilik musuh.

Design Development
Helikopter tempur GANDIWA adalah helikopter dengan konfigurasi 2 orang crew (1 orang pilot dan 1 orang co-pilot/gunner) dengan posisi tandem. Helikopter ini memiliki dua buah engine dan satu buah dengan empat bilah composite bearingless rotor utama (main rotor) dan satu buah rotor ekor (tail rotor). Helikopter ini dilengkapi juga dengan wing pylon untuk mensupport persenjataan yang dibawanya.

Karakteristik umum

    Crew: 2 (pilot, and co-pilot/gunner)
    Length: 56 ft 1 in (17.1 m)
    Rotor diameter: 46 ft 0 in (14.0 m)
    Disc area: 1,662 ft² (154.4 m²)
    Empty weight: 6,789 lb (3,079 kg)
    Max takeoff weight: 11,900 lb (5,397 kg)
    Powerplant: 2 × Pratt & Withney Canada. PT6T-3BE Twin Pac Turboshafts, 900 shp (671 kw) each
    Fuselage length: 43 ft (13.1 m)

Performansi

    Maximum speed: 140 knots (259 km/h)
    Cruise speed: 122 knots (226 km/h)
    Range: 402 nmi (745 km)
    Service ceiling: 20,000 ft (6,096 m)
    Rate of climb: 1,350 ft/min (6.86 m/s)
    Power/mass: 0.2263 hp/lb (437 W/kg)

Persenjataan

    Guns: 1× 30 × 113 mm (1.18 × 4.45 in) M230 Chain Gun with 1,200 rounds
    Hardpoints: Four pylon stations on the stub wings.
    Rockets: Hydra 70 70 mm, and CRV7 70 mm air-to-ground rockets
    Missiles: Typically AGM-114 Hellfire variants; AIM-92 Stinger may also be carried.

Apa Kabar Rudal Petir Buatan Indonesia?

 Rudal yang digadang-gadang akan menjadi cikal bakal pembuatan peluru kendali ini sudah sejauh mana perkembangannya di tahun 2024 ini? Masih berlanjut? Dikembangkan? Atau hanya sekedar prototype belaka?

Rudal Petir mungkin terdengar sedikit asing di telinga orang awam, ya kerena jarang pemberitaan tentang rudal buatan asli Indonesia ini. Militer Indonesia yang notabene identik dengan alat tempur yang terbatas bahkan beberapa sudah dikatakan usang atau ketinggalan zaman. Namun tidak disangka Indonesia ternyata mempunyai salah satu senjata yang membuat negara tetangga 'geger'.

     Salah satunya adalah Rudal petir, rudal ini diklaim mempu mencapai jarak jangkau yang jauh karena didukung penggunaan mesin turbofan atau mesin jet dan memiliki bentuk yang aerodinamis menyerupai pesawat tempur Sukhoi SU 35 serta rudal ini memiliki daya ledak yang sangat besar. Petir V-101 dikembangkan oleh seorang pria bernama Ricky Hendrik Agam. Beliau adalah ahli bom yang telah menangani banyak sekali bom untuk pesawat Sukhoi yang diproduksi oleh Rusia. Bom-bom yang dibuat oleh Ricky dan perusahaannya (PT Sari Bahari) dikenal sangat hebat hingga pemerintah kerap memesan darinya. Setelah menyelesaikan banyak bom untuk Sukhoi Su-27 dan Su-30, Ricky mulai mengembangkan sebuah roket yang canggih. Pengalamannya dalam mengembangkan jenis bom P-100 dan P-100 L yang dipesan TNI AU menjadi modal untuk menciptakan sesuatu yang baru dan lebih canggih.

Kecanggihan Pada Rudal Petir Buatan Indonesia.
  1.  Rudal dengan Kecepatan Tertinggi Di Indonesia.
Rudal Petir V-101 terbilang sangat hebat dalam kecepatan. Bahkan, dalam sebuah uji coba didapatkan kecepatan hingga 260 kilometer per jam. Dengan daya jangkau yang sangat jauh ini memungkinkan peluru kendali ini menjadi andalan Indonesia untuk memperkuat pertahanannya.
PT. Sari Bahari yang membuat rudal ini adalah salah satu perusahaan swasta Indonesia yang eksis di negeri ini. Biasanya alat perang, seperti bom dan peluru selalu diperoleh dari PT. Pindad yang merupakan BUMN. Selain itu, PT Pindad tidak mengembangkan rudal tapi roket balistik dengan daya jangkau 15 kilometer bernama R-Han.
  
      2. Mengalahkan Rudal Buatan Luar Negeri.

Saat ini Indonesia mengendalikan beberapa peluru kendali yang memiliki jarak jelajah tak terlalu panjang. Pertama ada Rudal C-701 dan C-705 yang dikembangkan oleh PT Dirgantara Indonesia. Rudal ini sebenarnya buatan Tiongkok dengan kemampuan jelajah 60-80 kilometer dan 135 kilometer. Selain rudal adaptasi dari Tiongkok, Indonesia juga mengembangkan Exocet MM40 Block 2 yang jadi andalan TNI AL.
Dibandingkan dengan dua rudal di atas, Rudal Petir V-101 sudah memiliki perangkat yang terbilang canggih. Petir V-1010 sudah mengadopsi teknologi paling mutakhir untuk penginderaan sasaran. Selain mengadopsi teknologi penginderaan, Petir V-101 juga sudah mengusung multiple 3D point yang lebih maju dari jenis rudal yang menggunakan seeker.

Spesifikasi Umum:
Panjang: 1.850 mm
- Bentang sayap: 1.550 mm
- Berat tanpa hulu ledak: 20 kg
-Air frame set: carbon reinforced composite
-Propulsion system set: turbine engine thrust
- Berat hulu ledak: 10 kg
- Jarak jangkau pada uji perdana: 45 km
- Kecepatan uji tahap kedua: 260 km per jam
- Sistem elektronik: PID controller, 3D waypoint autopilot, GPS navigation, complete with 6 DoF sensors, dan 3 axis magnetometers.