Translate

Sunday, November 4, 2018

Gelaran Indo Defence 2018 Belum Dimulai, Namun Prancis dan Turki Sudah Berlomba Untuk Menawarkan Kapal Selamnya Kepada Indonesia




Gelaran Indo Defence 2018 tak lama lagi akan dijelang (7 – 10 November), dan seperti biasa, ajang pameran pertahanan dua tahunan ini akan memberikan kesempatan bagi para vendor alutsista dari dalam dan luar negeri untuk unjuk kebolehan, dan tentunya diakhiri unjuk penawaran kepada Kementerian Pertahanan RI.

Dan, salah satu peluang pengadaan yang terbuka lebar adalah program pemenuhan target kapal selam untuk TNI AL. Seperti telah kami wartakan sebelumnya, pada Desember 2017, disebutkan bahwa target kepemilikan armada kapal selam hingga 2024 telah direvisi. Pihak Mabes TNI AL telah mengkonfirmasi bahwa persyaratan awal untuk 12 kapal selam pada tahun 2024 sebagaimana ditetapkan dalam cetak biru Minimum Essential Force (MEF) III telah dikurangi menjadi 8 unit.

Dengan kondisi di atas, maka terbuka peluang pengadaan 3 unit kapal selam, setelah saat ini Satsel (Satuan Kapal Selam) telah mengoperasikan 4 unit kapal selam, dan 1 unit Nagapasa Class yang akan segera diresemikan dalam waktu dekat. Adalah Naval Group (d/h DCNS) dari Perancis yang sudah memastikan akan ‘memperlihatkan’ keunggulan kapal selam Scorpene Class di Indo Defence 2018.





Dikutip dari shephardmedia.com (1/11), juru bicara Naval Group menyebutkan, bahwa Indonesia menginginkan tipe kapal selam yang ideal beroperasi di laut lepas dan laut dangkal. “Dengan kebutuhan tersebut, kami menawarkan Scorpene Class,” ujar juru bicara Naval Group.
Dari beberapa Scorpene Class yang telah diproduksi, dua diantaranya kini dioperasikan AL Malaysia. Saat ini belum ada lagi order pembangunan Scorpene Class di Asia Tenggara, namun India sudah sudah resmi memesan 6 unit program Project 75I-class bersama Perancis. Keunggulan Project 75I Class adalah kapal selam diesel listrik ini dilengkapi peluncur VLS (Vertical Launch System) untuk rudal jelajah Brahmos/Yakhont. Selain itu Project 75I Class sudah mengsung teknologi Air Independent Propulsion (AIP).
Dan seperti Scorpene Class yang ditawarkan ke Indonesia, enam unit Project 75I Class dibangun oleh galangan nasional India. Sebelumnya pada Oktober 2015, Naval Group telah melobi Pemerintah RI untuk mengakuisisi kapal selam diesel listrik Scorpene 1000 SSK.
Scorpene 1000 disebut sebagai Andrasta Class, yakni konsep kapal selam yang digadang Naval Group pada tahun 2008. Dari informasi yang didapat, Scorpene 1000 punya bobot 855 ton (di permukaan), panjang 48,8 meter dan diawaki 19 personel. Scorpene 1000 dibekali enam tabung peluncur torpedo 533 mm. Selain torpedo, juga dapat diluncurkan rudal anti kapal SM-39 Exocet.

Di Indo Defence 2018, Perancis tak sendirian dalam menawarkan kapal selam untuk Indonesia, sama-sama mengedepankan ToT (Transfer of Technology) ada nama besar yang tak kalah sangar, seperti Savunma Teknolojileri Mühendislik ve Ticaret A.Ş (STM) dari Turki. STM diwartakan telah melakukan penandatangan perjanjian dengan manufaktur pertahanan asal Jerman ThyssenKrupp Marine Systems (TKMS) untuk proyek kapal selam baru TNI AL.

No comments:

Post a Comment