Translate

Wednesday, July 5, 2017

Indonesia dan Nigeria Bahas Pengadaan Kapal Perang Buatan PT PAL

Indonesia dan Nigeria Bahas Pengadaan Kapal Perang Buatan PT PAL
Nigeria sedang menjajaki kerjasama pengadaan kapal perang buatan PT PAL Indonesia untuk melengkapi kekuatan maritim negara tersebut, sampai saat ini belum diketahui jenis kapal perang apa yang akan dibangun oleh PT PAL untuk Nigeria, apakah Perusak Kapal Rudal (PKR) atau Strategic Sealift Vessel (SSV) seperti yang dipesan Angkatan Laut Filiphina sebelumnya.

(Yuk, Cari Barang Murah Berkualitas Hanya Di Sini:  http://ho.lazada.co.id/SHQv1F  Ada Banyak Promo Menarik Lho, Buruan)

"Nigeria tertarik mendatangkan kapal perang buatan PT PAL Indonesia. kedua belah pihak telah membicarakan proses pengadaannya," Ujar Dewan Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media, Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa, 4 Juli 2017.

“Realisasi pengadaan kapal perang ini akan disesuaikan dengan kebutuhan serta anggaran dari Nigeria. Jika tahun 2017 terjadi kesepakatan, maka kemungkinan kapal pesanan Nigeria diperkirakan bisa diselesaikan dan diserahkan tahun 2019,” ujar Harry.

Harry menambahkan, sejumlah negara Afrika juga tertarik mendatangkan kapal perang buatan PT PAL Indonesia seperti, Madegaskar dan Senegal.

 “Meskipun di Afrika Selatan ada perusahaan pembuat kapal, namun sejumlah negara di kawasan itu lebih tertarik kapal perang PAL,” lanjut Harry.

PT PAL Indonesia memang telah membuktikan kemampuannya dalam memproduksi kapal perang untuk memenuhi pesanan kapal perang yang merupakan buatan anak bangsa. Sebut saja, pada bulan September 2016 lalu, PT PAL Surabaya, Indonesia telah mengekpor kapal perang kedua pesanan Angkatan Laut Filiphina dengan Jenis Strategic Sealift Vessel (SSV).

Kapal perang itu diberi nama BRP Tarlac dan BRP Davao Del Sur oleh Angkatan Laut Filipina. Spesifikasi umum kapal SSV memiliki panjang 123,0 meter, lebar 21,8 meter, serat air 5 meter, bobot 7.200 ton, dan daya angkut 621 orang. Kapal melaju dengan kecepatan maksimal 16 knot. Suksesnya ekspor kapal perang ke Filipina itu, mengundang investasi berupa pesanan kapal perang serupa dari negara lain.

Selain itu, PT PAL juga melakukan kerjasama dengan Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda, untuk membangun dua kapal perang Modern jenis Light Frigate (PKR) untuk TNI AL.  PKR Pertama, KRI Raden Eddy (RE) Martadinata-331 diresmikan oleh Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu di Jakarta, 7/4/2017, sedangkan PKR ke-2, KRI I Gusti Ngurah Rai-332, akan diserahkan PT PAL pada bulan Oktober 2017.

Kapal jenis Perusak Kapal Rudal ini merupakam Kapal Perang canggih yang memiliki panjang 105,11 meter, lebar 14,2 meter, kecepatan 28 knot, dan dapat berlayar sejauh 500 Nm (Nautical Mil), dengan ketahanan berlayar sampai 20 hari. Pembangunan PKR menggunakan pendekatan modular yang terdiri dari enem modul dibangun di galangan PT PAL Surabaya dan dua modul dibangun di DSNS Belanda. Semua modul kemudia diintegrasikan di galangan kapal milik PT PAL Indonesia yang terletak di Surabaya. Dengan pendekatan modular memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar dan memungkinkan untuk dibangun  diseluruh lokasi di dunia.

No comments:

Post a Comment