Translate

Wednesday, May 31, 2017

Menimbang Terbang Perdana Pesawat R-80 Di Tahun 2019

Menimbang Rencana Ambisius Terbang Perdana Pesawat Karya Anak Bangsa R-80 Di Tahun 2019.

Industri Kedirgantaraan Indonesia kembali bergeliat lagi setelah PT. DI (Dirgantara Indonesia) memperkenalkan pesawat terbarunya yakni N-219, dan sekarang Bapak Penerbangan Indonesia B.J Habibie, kembali memperkenalkan pesawat terbaru besutannya yakni R-80 di ajang National Innovation Forum (NIF) tahun 2015 yang lalu.

Pesawat ini memiliki nama Regio Prop 80 (R-80), yang merupakan jelmaan dari sang legenda N-250, Buatan PT. DI. R-80 sendiri dikembangkan oleh PT Regio Aviasi Industri (RAI), yang merupakan perusahaan pembuat pesawat komersial milik B.J. Habibie dan putra sulungnya Ilham Habibie. Habibie mengklaim, pesawat ini merupakan yang paling tepat di operasikan di negara kepulauan seperti Indonesia, khususnya untuk pesawat-pesawat yang dioperasikan di bandara yang memiliki landasan pacu yang pendek. Terlebih lagi, pesawat itu mengadopsi teknologi yang lebih canggih dan efisien dibandingkan N-250.

Kapasitas yang dapat ditampung oleh pesawat ini mencapai 80 orang, sedangkan jika tidak ada hambatan pihaknya berharap pesawat R-80 ini akan daopat terbang di tahun 2019. Disisi lain, PT Dirgantara Indonesia mengaku line produksinya sudah full dari tahun 2015-2019. Mereka sendiri akan melihat kembali kerjasama dengan PT RAI. PT Dirgantara Indonesia sedang disibukkan oleh project dengan Kemenhan, beberapa klien Nasional maupun Internasional dan juga pengembangan pesawat Transport Nasional bersama Pustekbang LAPAN.

“Secara program kita kalau dilihat 2015-2019 itu sudah full, sudah terstruktur. Jadi kita lagi melihat program ini. Saat ini kita masih sebatas diskusi, kita harus melihat juga bagaimana kapasitas PT DI, bantuan apa yang bisa diberikan PT DI, bagaimana positioning-nya. Ini belum ada keputusan masih dalam ranah diskusi,” ungkap Kepala Pengembangan Bisnis PT. DI, Ade Yuyu Wahyuna.

Melihat Semua Itu, Mampukah R-80 Terbang Tahun 2019?


Secara nasional SDM mereka belum mampu untuk mengembangkan pesawat sekelas R-80. Untuk itu, mereka lebih fokus berkutat di pesawat N-219 dulu sambil menyiapkan SDM. Saat pengembangan pesawat N-250, PT DI memiliki karyawan sebanyak 15.000-an orang, sekarang setelah krisis gara-gara IMF (Bank Dunia) PT DI hanya memiliki Ribuan karyawan saja.

Untuk pengembangan pesawat R-80, PT RAI membutuhkan dana sebesar US$ 700 Juta atau sekitar Rp. 9,1 triliun, Pihaknya mengaku kesulitan mendapatkan dana sebesar itu dari pihak perbankan.
Banyak orang salah paham juga, bahwa perusahaan yang kami dirikan yakni PT Ragio Aviasi Industri (RAI) yang merupakan perusahaan gabungan dari perusahaan miliknya yakni PT Ilthabie Rekatama dengan PT Eagle Cap adalah perusahaan miik Erry Firmansyah yang merupakan mantan Dirut Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mendirikan pabrik pesawat menyaingi PT Dirgantara Indonesia (DI).
Tidak, yang benar R80 akan produksi menggunakan pabrik PT DI, dan nantinya PT DI juga akan menjadi salah satu pemegang saham di PT RAI.

Apapun itu, kita sebagai Putra-Putri bangsa sudah sepatutnya untuk mendukung berbagai proyek strategis itu guna kemajuan bangsa, janganlah berpikir sinis, harus optimis menggapai kemajuan bangsa ini.

Spesifikasi Pesawat R-80.

-Daya tampung penumpang :80-90 orang
-Kecepatan : 290 knots (ekonomis) 330 knots (maksimum)
-Desain rentang muatan : 7.600 kg = 800 Nm
-Jarak maksimum muatan : 8.780 kg = 400 Nm
-Ketinggian jelajah : 25.000 Ft.
-take off lapangan panjang, ISA, SL: 4.500 ft
-Landing lapangan panjang, ISA, SL: 4.500 ft
-Tenaga penggerak : Baling-baling (turboprop) ganda 4,600 shaft Horsepower (SHp)
-Propeller diameter : 6 blades, 13,5 Ft.
-Berat Max take off : 27.000 kg.
-Operasi tanpa beban : 16.000 kg.

No comments:

Post a Comment