Translate

Friday, June 2, 2017

Pesawat Intai TNI AU Dikerahkan Untuk Antisipasi Masuknya ISIS Ke Indonesia

Pesawat Intai Strategis TNI AU Dikerahkan Untuk Antisipasi Masuknya ISIS Ke Indonesia.


Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara mengerahkan pesawat intai strategisnya jenis Boeing 737-200 ke Lanud Sam Ratulangi Manado. Pengerahan pesawat tersebut guna memberikan rasa tenang kepada masyarakat Sulawesi Utara dan mengantisipasi perkembangan situasi konflik antara milter Filiphina dan kelompok militan ISIS di kota Marawi, Filiphina.

Pesawat yang bermarkas di skuadron udara 5 Sultan Hassanudin Makassar ini selama tiga hari kedepan akan dikerahkan untuk mendeteksi situasi wilayah perairan Indonesia di Laut Sulawesi, khususnya yang berbetasan langsung dengan Filiphina Selatan. Komandan Lanud Sam Ratulangi, Kolonel Pnb Arif Aini Dwiyanto, menyampaikan bahwa kegiatan operasi bisa ditambah lebih dari tiga hari bila memang di butuhkan. Kru pesawat dan peralatan yang diperlukan telah lengkap sudah disiapkan secara optimal untuk mendukung operasi pengamanan perbatasan ini.

Perlengkapan Teknologi Canggih Yang Dibawa Pesawat Pengintai Si Camar Emas.

Pesawat pengintai Si Camar Emas ini dibekali oleh radar double agent AN/APS 504 v5 yang berfungsi sebagai radar konvensional yang mampu mendeteksi sasaran di permukaan maupun di udara hingga jarak 256 Nm (Noutical Mil). Navigasi yang ditanam dalam pesawat ini juga tak main-main yakni dijejali sistem navigasi inertial (INS) LTN-72R buatan Norhtrop Grumman yang terintegrasi dengan GPS.Selain itu komunikasi dengan menggunakan telepon juga langsung terhubung ke pusat komando.

Selain itu pesawat ini juga dipasangi oleh sistem sensor deteksi yang sangat kuat dengan jangkauan yang amat luas, yakni SLAMMR (Side Looking Airborne Multi Mission Radar) dengan radar ini pesawat Intai jenis Boeing 737-200 ini dapat mendeteksi wilayah perairan dengan jarak 85.000 mil meter persegi per jam. Ditambah lagi dengan peralatan Infra Merah, Search Radar, dan sistem navigasi OMEGA, Juga sistem komunikasi dan navigasi yang terintegrasi dengan Data Processing Display Sistem menambah kehandalan pesawat Intai TNI AU ini.

Salah satu pesawat bahkan juga di modifikasi sendiri oleh anak bangsa yang dilakukan oleh PT Dirgantara Indonesia, Tiap kali terbang, pesawat ini dapat membawa hingga 64 orang kru. Mereka terdiri dari dua orang pilot, 12 kopilot, 16 orang teknisi, 5 orang loadmaster, 10 operator konsol, 14 pengamat, 3juru foto udara, dan dua kru flight surgeon.

No comments:

Post a Comment